Muara adalah wilayah badan air yang menjadi
pertemuan antara satu atau lebih sungai pada wilayah pesisir dengan wilayah laut. Muara sangat
terpengaruh oleh kondisi air daratan seperti aliran air tawar dan sedimen,
serta air lautan seperti pasang-surut, gelombang, dan masuknya air asin.
Sebagai hasilnya, muara mengandung banyak ceruk biologis dalam area kecil, dan
begitu juga terkait dengan tingginya keanekaragaman hayati.
Muara-muara
sungai biasanya terjadi pasang surut sungai (dalam bahasa ilmiah aestus), dan sering dicirikan oleh
sedimentasi atau endapan lumpur dari darat yang terbawa air hujan. Kondisi air
di muara terdiri dari air payau.
Muara sungaiadalah lingkungan laut yang
pH, salinitas, dan kadar air bervariasi, tergantung pada hilir sungai yang
bermuara dan salinitas laut (samudra dan lautan memiliki tingkat salinitas yang
berbeda). Waktu yang dibutuhkan untuk terjadinya siklus pembentukan muara
disebut dengan waktu pembilasan.[2]
§ Muara sirkulasi adalah muara pada umumnya; hal ini terjadi ketika air tawar atau air payau
mengalir keluar di dekat permukaan, sementara air garam padat mengalir ke dalam
di dekat bagian bawah.
§ Anti-Aliran muara adalah kebalikannya, di mana air mengalir keluar padat di dekat bagian
bawah dan kurang padat ke dalam air yang beredar di permukaan.